Tim Advokasi Prabowo-Hatta menyambangi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Tujuannya untuk menyampaikan somasi terbuka dan pelaporan pada PT Bintang Toedjo.
"Hari ini kami melaporkan iklan jamu Tolak Angin Bintang Toedjoe ke Bawaslu. Karena diduga merupakan iklan terselubung yang digunakan untuk mendongkrak elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor 2 Jokowi-JK," kata Juru Bicara Tim Advokasi Prabowo-Hatta, Habiburokhman kepada wartawan di Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (17/6).
Menurut dia, bukan tanpa sebab pihaknya melaporkan kasus ini ke Bawaslu. "Ada tiga alasan mengapa kami melaporkan iklan tersebut ke Bawaslu," tegasnya.
Yang pertama, jelas Habiburokhman, pemeran iklan tersebut memakai kemeja kotak-kotak yang motifnya sama dengan kemeja kotak-kotak merah, biru, putih yang digunakan Jokowi di surat suara.
"Pemakaian kemeja kotak-kotak oleh Jokowi di kertas suara membawa konsekuensi motif kemeja tersebut menjadi atribut resmi yang tidak bisa dipakai pada kesempatan tertentu," jelasnya.
Alasan yang kedua, kata dia, pemeran iklan tersebut sangat vulgar menyampaikan gestur yang menunjukkan dukungannya ke capres nomor dua Jokowi. Dengan mengacungkan jari telunjuk tengah secara bersamaan yang menyimbolkan nomor urut Jokowi dalam pilpres ini.
"Yang ketiga, pemeran iklan tersebut menyampaikan pesan-pesan yang secara umum berisi ajakan memilih capres nomor dua. Dia mengkampanyekan dia mirip Jokowi, baik secara fisik maupun sifatnya. Dia mengkampanyekan seolah-olah Jokowi adalah orang yang bersih, jujur dan ojo dumeh," jelasnya.
"Hari ini kami melaporkan iklan jamu Tolak Angin Bintang Toedjoe ke Bawaslu. Karena diduga merupakan iklan terselubung yang digunakan untuk mendongkrak elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor 2 Jokowi-JK," kata Juru Bicara Tim Advokasi Prabowo-Hatta, Habiburokhman kepada wartawan di Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (17/6).
Menurut dia, bukan tanpa sebab pihaknya melaporkan kasus ini ke Bawaslu. "Ada tiga alasan mengapa kami melaporkan iklan tersebut ke Bawaslu," tegasnya.
Yang pertama, jelas Habiburokhman, pemeran iklan tersebut memakai kemeja kotak-kotak yang motifnya sama dengan kemeja kotak-kotak merah, biru, putih yang digunakan Jokowi di surat suara.
"Pemakaian kemeja kotak-kotak oleh Jokowi di kertas suara membawa konsekuensi motif kemeja tersebut menjadi atribut resmi yang tidak bisa dipakai pada kesempatan tertentu," jelasnya.
Alasan yang kedua, kata dia, pemeran iklan tersebut sangat vulgar menyampaikan gestur yang menunjukkan dukungannya ke capres nomor dua Jokowi. Dengan mengacungkan jari telunjuk tengah secara bersamaan yang menyimbolkan nomor urut Jokowi dalam pilpres ini.
"Yang ketiga, pemeran iklan tersebut menyampaikan pesan-pesan yang secara umum berisi ajakan memilih capres nomor dua. Dia mengkampanyekan dia mirip Jokowi, baik secara fisik maupun sifatnya. Dia mengkampanyekan seolah-olah Jokowi adalah orang yang bersih, jujur dan ojo dumeh," jelasnya.
sumber | digali.blogspot.com
Tag :
Politik