"Saya pamit pada keluarga untuk tutup Gang Dolly hari ini. Kalau saya mati, ikhlaskan."
-Tri Rismaharini, Walikota Surabaya
Mungkin beberapa dari kita masih ingat Tragedi Es Krim yang merenggut jutaan rupiah dalam bentuk tanaman rusak beberapa minggu lalu. Disitu kita disuguhkan dengan ketegasan yang membahana dari seorang Bu Risma yang terkenal tegas dan lugas. Sekali lagi, Walikota yang satu ini menunjukkan "auman"nya dalam bentuk menutup lokalisasi yang katanya terbesar di Asia Tenggara (prestasi yang sebenarnya tidak perlu dibanggakan). Seperti diberitakan bahwa berita penutupan tersebut bukanlah hoax semata, namun memang benar-benar terjadi.
Nah, disini ane gak akan banyak-banyak mengutip berita yang sudah ada dan tidak perlu di-copas lagi. Ane hanya ingin sharing laporan terkini suasana lokasi sekitar area gang Dolly selepas acara penutupan yang bertempat di Islamic Centre, Dukuh Kupang tersebut.
Pada awalnya, sepulang dari kantor sekitar pukul 21.45, ane berniat langsung pulang ke rumah. Namun di tengah jalan, ane tiba-tiba merasa kepingin "jalan-jalan" melihat suasana terakhir daerah sekitar Dolly
Ane langsung menuju jalan Girilaya, dimana ane melihat bahwa jalan masih diblokade dengan jalur searah.
Spoiler for Pagar blokade di Jalan Girilaya:
Dari sini, kesan penolakan warga sudah mulai terlihat dari spanduk warna hitam yang bertuliskan: "Kami menolak akal yang tidak punya hati nurani."
Ane berusaha untuk mencari jalan masuk lain yang mungkin bisa digunakan untuk mengakses jantung pusat lokalisasi tersebut (halah ). Ane sempatkan pula mampir ke depan Islamic Centre untuk melihat situasinya, namun sepertinya keadaan sudah sepi, hanya ada beberapa anggota polisi yang berjaga di sekitar situ.
Spoiler for Islamic Centre:
Dari situ ane lanjut terus hingga ke perempatan, lalu belok ke kanan, ke arah jalan Jarak yang juga diblokir dengan akses kecil untuk keluar masuk motor. Dari situ kerumunan massa sudah mulai terbentuk. Ane minggirin motor, trus jalan kaki mendekati kerumunan buat foto-foto dikit.
Spoiler for Kerumunan di Jl. Jarak:
Kerumunan para pengendara sepeda motor:
Setelah didekati, inilah penyebabnya:
Baru tahu kemudian ternyata kerumunan itu rata-rata adalah penduduk sekitar yang ingin pulang namun terhambat oleh blokade warga sekitar, yang merupakan bentuk protes atas penutupan tersebut.
Karena gak mungkin lewat jalan itu, maka ane mencari jalan-jalan tikus untuk bisa masuk lebih dalam lagi. Lama lama, ane jadi sadar bahwa saat itu telah terjadi blokade besar-besaran oleh warga di tiap gang yang menuju arah Gang Dolly. Blokade dilakukan dengan berbagai cara; duduk-duduk di tengah jalan, menutup portal, menutup pagar gang, dll. Okay, keadaan tersebut membuat ane nyerah karena sepertinya tidak ada jalan terbuka untuk bisa masuk ke pusat jagad gonjang-ganjing tersebut .
Spoiler for Contoh cara penutupan jalan oleh warga (di tiga tempat berbeda):
Paling maksimal ane hanya bisa nembus sampe ke jalan Girilaya, lalu iseng poto-poto spanduk yang banyak dipasang di jalan itu.
Spoiler for Spanduk-spanduk berisi protes warga:
Isi spanduk sebelah kanan yang terpotong: "Kami butuh makan & penghidupan. Kami tidak butuh pelatihan / hanya sekedar harapan."
Saat itu jam sudah menunjukkan waktu pukul 23.00, dan ane kemudian mengakhiri sesi jalan-jalan malam tersebut.
http://www.kaskus.co.id/thread/53a1dfa5a4cb1756298b45b9/?ref=forumlanding&med=hot_thread| digali.blogspot.com
Tag :
Serba Serbi