Tim Pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla Sumbar menargetkan kemenangan 51 persen di daerah ini.
"Yang penting Jokowi-JK di Sumbar menang.
Perolehan suara 80 persen itu cukup di Jawa saja," ujar Ketua DPW PKB Sumbar, Febby Dt Bangso Nan Putiah saat bersilaturahim dengan Caleg PKB terpilih se-Sumbar di Hotel Pangeran Padang, Selasa 3 Juni 2014.
Menurutnya, suara di Sumbar sama banyaknya dengan suara di Kabupaten Bogor. Alhasil suara di Sumbar tidak terlalu menentukan untuk pemenangan Pilpres. Tapi yang perlu diperjuangkan adalah suara di Jakarta khususnya dan Pulau Jawa umumnya.
Selain itu dalam agenda silaturahim itu ia juga mengimbau kepada seluruh kader PKB, agar tampil untuk membantah kampanye hitam yang dlancarkan berbagai pihak di media sosial. "Membantah bukan berarti balik menghujat, menfitnah mereka, tapi meluruskan atau menyampaikan kebenaran," ujarnya.
Ia mencontohkan, kampanye hitam yang menyatakan jokowi bukan orang Islam. Padahal sudah sangat jelas kalau Jokowi berangkat menunaikan ibadah haji bersama Tantowi Yahya (kader Golkar).
Kemudian masalah gelar H. Jokowi yang dikatakan sebagai Habertus. "Begitu pun dengan pemanggilan kejaksaan terkait bus Trans Jakarta yang berkarat, ternyata surat itu palsu. kita harus tahu itu dan kita yang kebanyakan berasal dari kalangan agama harus sampaikan kebenaran," lanjutnya.
"Yang penting Jokowi-JK di Sumbar menang.
Perolehan suara 80 persen itu cukup di Jawa saja," ujar Ketua DPW PKB Sumbar, Febby Dt Bangso Nan Putiah saat bersilaturahim dengan Caleg PKB terpilih se-Sumbar di Hotel Pangeran Padang, Selasa 3 Juni 2014.
Menurutnya, suara di Sumbar sama banyaknya dengan suara di Kabupaten Bogor. Alhasil suara di Sumbar tidak terlalu menentukan untuk pemenangan Pilpres. Tapi yang perlu diperjuangkan adalah suara di Jakarta khususnya dan Pulau Jawa umumnya.
Selain itu dalam agenda silaturahim itu ia juga mengimbau kepada seluruh kader PKB, agar tampil untuk membantah kampanye hitam yang dlancarkan berbagai pihak di media sosial. "Membantah bukan berarti balik menghujat, menfitnah mereka, tapi meluruskan atau menyampaikan kebenaran," ujarnya.
Ia mencontohkan, kampanye hitam yang menyatakan jokowi bukan orang Islam. Padahal sudah sangat jelas kalau Jokowi berangkat menunaikan ibadah haji bersama Tantowi Yahya (kader Golkar).
Kemudian masalah gelar H. Jokowi yang dikatakan sebagai Habertus. "Begitu pun dengan pemanggilan kejaksaan terkait bus Trans Jakarta yang berkarat, ternyata surat itu palsu. kita harus tahu itu dan kita yang kebanyakan berasal dari kalangan agama harus sampaikan kebenaran," lanjutnya.
sumber | digali.blogspot.com
Tag :
Politik